SURAKARTA (13/12/2025)– Di sela-sela menghadiri acara Sumpah Profesi Insinyur Angkatan IX di Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dekan Fakultas Teknik Universitas Veteran Bangun Nusantara (Univet Bantara) Sukoharjo bergerak cepat melakukan langkah strategis. Pimpinan FT Univet tersebut menggelar diskusi terbatas guna menjajaki peluang kerja sama dengan Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi (LPJK) dan Persatuan Insinyur Indonesia (PII).
Pertemuan lintas institusi ini berlangsung hangat di sela rangkaian acara utama yang digelar pada Sabtu (13/12/2025). Diskusi tersebut melibatkan salah satu Pengurus LPJK Periode 2025–2029, Ir. Betty Hariyani, S.T., M.H., M.T.
Dalam pembicaraan tersebut, Dekan FT Univet Bantara Ir. Hendramawat Aski Safarizki, S.T., M.T. membahas potensi sinergi terkait sertifikasi kompetensi tenaga kerja konstruksi dan pengembangan sumber daya manusia di bidang teknik. Kehadiran pengurus LPJK pusat ini dimanfaatkan untuk menyelaraskan kurikulum dan program fakultas dengan kebutuhan industri jasa konstruksi nasional yang terus berkembang.
“Pertemuan dengan Ibu Ir. Betty Hariyani dari LPJK ini sangat krusial. Kami ingin memastikan lulusan Univet Bantara tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap bersertifikasi sesuai standar nasional yang dikawal oleh LPJK,” ujar Dekan FT Univet.
Gandeng PII Jateng dan FT Uniba
Tidak hanya dengan regulator jasa konstruksi, diskusi tersebut juga diperluas dengan melibatkan Ketua PII Wilayah Jawa Tengah, Dr. T. Ir. Herry Ludiro Wahyono, S.T., M.T. Kehadiran Dr. Herry Ludiro memperkuat komitmen bersama dalam mendorong percepatan insinyur profesional di wilayah Jawa Tengah.
Menariknya, diskusi ini juga dihadiri oleh Dekan Fakultas Teknik Universitas Islam Batik (UNIBA) Surakarta Ir. Bagas Wahyu Adhi, S.T., M.T. Kolaborasi antara Univet Bantara dan UNIBA, yang didukung oleh PII dan LPJK, diharapkan dapat menciptakan klaster perguruan tinggi swasta di Solo Raya yang unggul dalam mencetak tenaga ahli konstruksi.
Dr. T. Ir. Herry Ludiro Wahyono menyambut baik inisiatif para pimpinan fakultas teknik ini. Menurutnya, kolaborasi antara akademisi, organisasi profesi (PII), dan regulator (LPJK) adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan infrastruktur masa depan.
Pertemuan informal namun bermakna ini diharapkan dapat segera ditindaklanjuti dengan penandatanganan Nota Kesepahaman (MoU) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) dalam waktu dekat, guna memperkuat ekosistem keinsinyuran di masing-masing universitas
